Masih Liburan
Lanjutan piknik ala 2012 A~
Bis mini melaju keluar gerbang Unesa.
Semua wajah menggambarkan antusias yang menggebu-gebu. Suasana tiba-tiba
bertambah riuh saat bis kami berpapasan dengan motor Pak Yasin yang sedang
membonceng istrinya. FYI: Pak Yasin adalah staf TU di kantor prodi kami
(aduhai~ Pak Yasin sama istrinya bak muda-mudi yang lagi kasmaran di atas
motor, hihihihi bikin baver para jombowan dan jomblowati aja nih bapak :D).
Suara Meyu melengking paling keras manggil Pak Yasin. Tapi yang
dipanggil-panggil seluruh isi bis ga peka-peka juga, akhirnya bis pun
meninggalkan Pak Yasin di belakang.
Meski jalanan arah Wiyung macetnya luar
biasa, tak butuh waktu lama bis kami masuk tol. Di jalanan tol yang lenggang,
bis melaju dengan kecepatan penuh. Bye-bye Surabaya, Welcome Kota Batu <3.
Kurang lebih pukul sepuluh, rombangan kami tiba di tujuan pertama. Wisata petik
apel langsung di kebun petaninya. Ternyata ini belum benar-benar sampai. Kami
harus berganti kendaraan dengan angkot warna orange. Karena kapasitas angkotnya
hanya 12 orang, maka kami terpisah menjadi dua.
Malu-malu awan hitam mulai menghias
langit Kota Batu hari itu. Jalanan menuju perkebunan apel ini luar biasa menakjubkan.
Terus menanjak penuh kelokan tajam, semakin lama jalan semakin menyempit dan
bergeronjal. Tapi begitu keluar angkot, dan melihat ke belakang. Luar biasa. Firman
Allah benar adanya, Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
(Q.S. Ar-Rahman: 13). Sungguh-sungguh nikmat yang tidak mungkin bisa didustakan
manusia. Di antara awan putih yang mengambang, sepanjang mata memandang
gunung-gunung menjulang dipenuhi rimbunnya pohon.
Kedatangan kami disambut bunga-bunga
pohon apel yang bermekaran. Sekilas terlihat seperti sakura putih dengan
semburat merah jambu. Setelah semuanya berkumpul, kami lalu mendapat arahan
dari pihak pengelola wisata. Dengan sebuah kantong plastik warna ungu,
petualangan makan apel sepuasnya langsung di kebunnya pun di mulai. Semuanya
berpencar mencari spot foto sendiri-sendiri. Melihat ribuan apel yang
bergelantungan di pohon justeru membuatku kebingungan. Apel mana yang harus aku
petik? Saking rimbunnya, lewat pun sedikit sulit karena terhalang ranting yang
bergelayutan apel-apel yang belum ranum. Melihat wajah-wajah yang bahagia saat
memakan apel, aku pun akhirnya asal memetik. Pokoknya apel yang ukurannya lebih
besar pasti itu sudah bisa dipetik. Awalnya aku ragu-ragu untuk memakannya.
Karena apel hijau biasanya masam. Tapi begitu sekali gigit, dijamin tidak bisa
berhenti. Apelnya renyah dan begitu manis. Kalau kapasitas perut muat, mungkin
aku akan memakan semuanya. Hihihi saking enaknya. Saat mengenang momen itu, ada
rasa menyesal, kenapa aku tidak membawakan apel itu sebagai oleh-oleh untuk
orang rumah. Mungkin aku terlalu nurut sama perintah ibu untuk tidak membeli
apapun di sana. Hahaha, setelah aku menceritakan rasa apel itu dengan seksama,
ibuku jadi ikutan nyesel.
Tidak banyak waktu kami habiskan di
kebun apel. Tengah hari yang seharusnya matahari bersinar terik justeru
terlihat seperti cahaya sore yang menenangkan. Kami menuju ke tujuan
selanjutnya. Tapi sebelum benar-benar meninggalkan kebun apel. Kami
menyempatkan untuk mengambil gambar bukti kebersamaan kami.
Tujuan selenjutnya ternyata tidak
terlalu jauh dari tujuan awal. Mungkin hanya sekitar lima belas menit kami tiba
di Selecta. Rombongan kami datang bersamaan dengan rombongan anak-anak TK yang
mengenakan pakaian olah raga warna orange. Mereka berbaris rapi, saling
memegang pundak teman di depannya, menunggu giliran foto di depan gerbang masuk
Selecta berbentuk hati yang dipenuhi
bunga. Rombongan kami pun tak mau kalah dengan anak-anak TK itu. Kami menunggu
dengan sabar untuk bisa foto bersama di sana. Wajah-wajah kami begitu ceria
layaknya anak-anak TK tadi. Sebelum berpencar, kami menikmati makan siang
bersama. Aku diajak Mbak Coy makan di ayunan. Sebelumnya kami harus berjuang
mendaki untuk sampai ke ayunan itu. Dari ayunan, aku bisa melihat teman-teman
di bawah yang sibuk memakan nasi kotak mereka masing-masing. Di atas, aku dan
Mbak Coy makan dengan damai meski makanan yang aku makan tidak sedamai
suasananya. Pedaaaaaaassss!!! Padahal semua bumbunya sudah aku sisihkan, tetap
saja mulut rasanya kebakaran, berasa makan lauk cabai yang dibumbui ayam. Tapi
aku sangat bersyukur, hari itu aku baik-baik saja. Di sela-sela mulutku yang
terus mengunyah nasi, aku masih bisa melontarkan guyonan ke Mbak Coy “Mbak,
harusnya yang di sampingku ini cowok. Bukannya pean.” Kami lantas tertawa
bersama. Ya, nasib jomblowati. Jadinya baverkan.
Setelah makan, aku dan Mbak Coy jalan
duluan. Tapi akhirnya kami gabung sama yang lain. Pokoknya hari itu, di
Selecta, isinya Cuma menikmati pemandangan dan mengabadikannya di kamera
smartphone masing-masing. Di mana-mana isinya foto, dikit-dikit foto. Hikmah
mengambil foto tanpa membawa tongsis di tempat seindah ini adalah kita saling
berkerja sama untuk tidak menonjolkan diri sendiri karena kita harus saling
bergantian menjadi juru kamera. Wkwkwk.
Setelah salat Dhuhur, beberapa teman
memilih untuk berenang. Ambil air wudhu saja sudah ngeri, apalagi kalau renang
di air sedingin ini. Sayang juga kalau tidak berenang di kolam Selecta, tapi
apa boleh buat, aku tak membawa baju ganti ditambah lagi tak pandai berenang.
Biarlah Mbak Coy, Yuli, dan Aulia yang merasakannya. Aku, Eba, dan Mbak Kunti
akhirnya menjadi partner. Bersama-sama mencari spot untuk berselfiria
mengabadikan liburan kami agar tidak hilang digerus ingatan.
Tiga jam lebih aku habiskan dengan
berjalan mengeksplor tempat wisata yang kontur tanahnya menyerupai bukit-bukit
berundak. Karena terlalu bersemangat, jalanan yang naik turun serasa landai. Begitu
bis memulai perjalanan pulang, capeknya baru terasa. Oh betisku =T T=
Rombongan kami mampir sebentar ke
Alun-alun Kota Batu. Bianglala besar menjulang di tengah alun-alun. Sayangnya
saat kami sampai di sana, bianglala itu belum beroperasi. Semuanya berpencar
mencari jajanan kesukaan masing-masing. Aku yang bingung menentukan pilihan
akhirnya hanya bisa mengekor saja. Makan bakso. Setelah itu langsung kembali
lagi ke bis. Padahal saat itu bianglalanya sudah beroperasi, tapi sayang
antreannya begitu panjang. Jadi ketika aku mengajak teman buat naik ke wahana
itu, mereka langsung menolak mentah-mentah. Yaaah, belum rezeki anak soleh.
Langit semakin menghitam. Kepulangan
kami dari Kota Batu diantarkan hujan bahkan hujan semakin menggila saat kami
benar-benar keluar kota apel ini. Aku pulang tidak membawa oleh-oleh apapun
padahal aku sudah berencana membeli keripik tempe kalau mampir ke pusat
oleh-oleh. Sayangnya seisi bis serempak berseru langsung pulang saat ditawari
untuk mampir ke pusat oleh-oleh apa pulang. Mungkin karena sudah kebahisan
tenaga, semuanya terlelap dengan pulas. Aku pun mencoba memejamkan mataku
sambil mendengarkan lagu.
Lelehan hujan di kaca bis justeru membiusku
dalam kenangan lama. Saat itu hujan pernah menelusup dalam kisah romansa
abu-abu aku dan mister X. Karena aku tidak bisa menghentikan kenangan saat tiba-tiba
dia datang, maka layaknya hujan, aku membiarkannya mengalir begitu saja sampai
kenangan itu benar-benar berhenti dengan sendirinya. Untungnya Mbak Coy yang
sedari tadi terlelap, akhirnya menjadi penyelamatku dari kenangan masa lalu.
Hihihi gomawo Mbak Coy. Aku dan Mbak Coy ngobrol ngalor-ngidul sampai bis
memasuki kota Surabaya.
Kami sampai dengan selamat di depan
gang 5 sekitar pukul delapan malam. Tapi ini belum akhir dari hari ini. Aku
harus berjalan dengan yang lain menuju kos-kosan masing-masing. Karena motorku
aku titipkan di kosan Eba, aku dipaksa berjalan cukup jauh. Melewati kuburan
pula, hari itu hari kamis pula, gerimis pula. Lengkap sudah. Jalanan gang 5
begitu lenggang. Untungnya ada Meyu dan Eba. Jadi rasa takutku sedikit
berkurang.
Meski Eba menawariku untuk menginap
saja di kosannya. Tapi aku lebih memilih pulang. Aku membiarkan tubuhku di
basahi titik-titik air yang jatuh dari langit sepanjang jalan. Tapi karena
titik-titik hujan semakin rapat. Aku pun menggunakan jas hujan. Sebelum
benar-benar sampai rumah, aku harus mampir beli martabak manis pesanan adikku
yang paling kecil. Akhir dari cerita hari itu, aku dan ke dua adikku menikmati
martabak manis dan piatos yang aku beli di Indom***t.
Liburan itu berakhir bahagia meski aku
harus menempelkan dua koyok cabai di betisku.
Lagi-lagi Sabtu malam (namanya juga
jomblo :D) 13 Februari 2016 [10:14 PM] ~Malam ini aku ditemani lagunya BTOB –
Melody.
Komentar
Posting Komentar